Langsung ke konten utama

[221116] Mengejar kak Pian~


Setelah menyelesaikan urusan data dan data di Puskesmas Pancana serta diskusi dengan ketua Gapoktan Sipakatau, kami memutuskan melanjutkan perjalanan hari ini dengan mencari "Ibu Ros", orang yang kami taunya mempekerjakan masyarakat Bacu-Bacu untuk membuka kulit kacang mete. Kami berharap bisa mendapat pencerahan terkait komoditas jambu mete d daerah tersebut. Namun, ternyata rumah yang d alamatkan sebagai rumah Ibu Ros, sepi, tak ada orang, atau sedang tidur siang? Ntahlah. Kami bingung akan kemana selanjutnya. Bukan karena tak ada tujuan, tapi karena terlalu banyak dan kami tak tahu harus memulai dari mana.

Tetiba Kak Pian, anak ibu posko kami, lewat dengan mobil "open kap"nya bersama anak sulungnya, Ilham, kami hanya menyapa, Kak Pian dan Ilham berlalu. Lalu kami saling tatap? Knp tak tanya kak Pian mau kemana? Akankah menjemput ubi jalar? Kenapa kita tak ikut saja?
Ahhh kurang kreatif, knp baru kepikiran skrg, Kak Pian telah jauh, tapi kami tetap mengejar.
500 m, Kak Pian tak juga nampak. 1 km juga belum nampak. Kak Pian kemana?
Jalan mendaki dan menurun. Gigi dua tak sanggup, gigi 1 beraksi, terjadi adu naik turun "persenelan" sepanjang perjalanan, si abu^ milik Kak Ravi, ternyata lumayan bisa d ajak kerja sama, berboncengan dengan kondisi jalan seperti itu dgn usia si abu^ menjelang 10 tahun, salut! Hei, ini sudah 2 km, Kak Pian belum jg nampak. Belum atau tak juga nampak? Ini sudah hampir d ujung jalan.
Jadilah padang rumput ini menjadi batas kami menyerah untuk mengejar Kak Pian.
Ahhh. Kami pulang dengan rasa penasaran.  Kak Pian kemana?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[201116] Menanti kak Hakim~

Pagi-pagi sekali kami bersiap untuk menyambut kedatangan kak Hakim sekeluarga, bersiapnya bukan dandan, melainkan bersiap di dapur, memasak. Pukul 8 bahan makanan telah selesai diolah, siap untuk di masak ketika kak Hakim sekeluarga hendak makan siang. Pukul 9 kak Hakim belum juga datang. Kami memilih keluar, melihat sumber air yang dilihat kak Ravi sore kemarin. Area persawahan kami lalui, ada juga kawasan ternak sapi, cukup luas, sapinya didalam kawasan itu, tidak keluar. Kami sampai di sungai yang dimaksud, jajaran jagung dan pisang menghiasi lahan sepanjang garis sungai. Dan hei, ada warga yang sedang memancing! Ternyata disini lumayan banyak ikan nila, ukurannya beragam, kecil sampai besar. Lumayan banyak? Tapi kok bapak ini tak kunjung mendapat ikan? Apa karena kami disini dan ribut? Ntahlah. Bukankah memancing memang butuh kesabaran? Walau tak cuma dalam memancing sih, kita harus belajar sabar dalam semua hal #selfrimender. Kak hakim dan keluarga datang, kami menghidangkan e...

[221216]

Hari yag ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Kamis, 22 Desember 2016. Hari ini kami memaparkan apa saja program kerja yang akan kami laksanakan selama satu tahun kedepan. Seminar terasa berat lantaran badan tak bisa di ajak kerja sama. Walaupun sudah cukup melegakan lantaran tak sampai pingsan saat seminar sosialisasi berlangsung. Alhamdulillah acara berjalan lancar. Dan kami sangat berterima kasih kepada seluruh pihak yang hadir dan memberi sumbangsih ide maupun dukungan terhadap progra yang akan kami lakukan. Apresiasi tak terhingga kami tujukan pada bapak Nasruddin, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kab Barru. Beliau memberi banyak sekali masukan dan memberi pengertian kepada masyarakat akan keberadaan kami di sini. Kami senang, beliau berkenan hadir langsung, tak mewakilkan kehadirannya. Beliaulah yang menjadi juru bicara kami hari itu, beliau seakan menyampaikan hampir semua yang ingin kami sampaikan. Bapak hebat, bisa baca pikiran kami. Hehehe

[121116]

Pagi-pagi sekali kami telah bersiap, saya bersemangat sekali, tak sabar ingin melunaskan rasa penasaran itu. Dendangan himne guru dan himne fkm menemani perjalanan menyusuri Dusun Bacu-bacu. Ntah kenapa saya menyanyikan lagu itu disepanjang perjalanan. Mendaki dan menurun, kanan kiri lahan pertanian warga, lahan pertanian dengan topografi pegunungan, beraneka ragam sekali isinya. Menyebalkan sekali sebenarnya saat ingin menikmati pemandangan tapi tak bisa karena harus fokus dengan jalan tanjakan atau turunan berkelok. Ahhh! Kami tiba di SD bujung awo, tapi sayang sekali, kepala sekolahnya tak sedang di sana, kami malah bertemu seorang pengawas yang sedang supervisi di sekolah ini. Pengawas ini malah berharap kami memberikan bantuan fisik, banyak sekali maunya dan kami hanya mendenar saja haha. Mungkin seperti ini gambaran kebanyakan orang, jika ada orang baru, orientasinya diberi bantuan fisik. Tak berlama-lama disekolah, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dan yeey, fina...