Langsung ke konten utama

[131116] Menanti harinya~

Hari ahad, harinya olahragaaa~
Olahraga sejak di rumah, sampai kelapangan.
Saat berlalu di Dusun Matajang, kami melihat keramaian yang menarik hati kami untuk singgah. Ternyata di situ ada Pak Alimuddin, kepala Dusun Matajang, “pak kepala”, begitu warganya memanggil sang kepala dusun. Kami bercengkerama dengan bapak-bapak yang ada di keramaian di rumah calon pengantin itu, yang tak lain dak tak bukan, pak dusun tadi, bapak kepala sekolah SD Matajang, tuan rumah (bapak yang akan menyelenggarakan pernikahan anaknya) dan menyusul datang, bapak RT 3 Matajang (RT kampung Pacore).
Kami lalu disarankan oleh pak kepala untuk melihat aktivitas di lapangan dusun, lapangan paling besar di Desa Lalabata. Kami langsung mengikuti saran tersebut, kami menuju lapangan, melewati Polindes yang sepertinya tak berfungsi. Lapangan ramai, pemuda sedang bermain volley. Tunggu, bukan hanya pemuda, ada satu pemudi yang ikut bermain. Wah, hebat! Dan tunggu, ada pak kepala juga dalam lapangan. Hahaha pak kepala ada dimana mana. Tadi dirumah pengantin, sekarang tiba-tiba sudah ada didalam formasi bermain volley. Bermain dengan lincahnya, aksi kejar untuk memukul bola. Kak Ravi tak mau kalah, ia memasuki lapangan dan ikut bermain. Walau mainnya tak sejago pak kepala dan pemuda matajang. HAHAHA

Malam ini diisi dengan diskusi agenda tiga hari kedepan. Kak Ravi ngotot kalau diskusinya harus sampai tengah malam. Sampai jam 12 teng. Kami mengikut saja, kami anggota yang patuhkan? Purkul 11 diskusi agenda 3 hari kedepan sudah beres, tapi kami tak juga boleh beranjak tidur, harus menunggu tengah malam. Baiklah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[201116] Menanti kak Hakim~

Pagi-pagi sekali kami bersiap untuk menyambut kedatangan kak Hakim sekeluarga, bersiapnya bukan dandan, melainkan bersiap di dapur, memasak. Pukul 8 bahan makanan telah selesai diolah, siap untuk di masak ketika kak Hakim sekeluarga hendak makan siang. Pukul 9 kak Hakim belum juga datang. Kami memilih keluar, melihat sumber air yang dilihat kak Ravi sore kemarin. Area persawahan kami lalui, ada juga kawasan ternak sapi, cukup luas, sapinya didalam kawasan itu, tidak keluar. Kami sampai di sungai yang dimaksud, jajaran jagung dan pisang menghiasi lahan sepanjang garis sungai. Dan hei, ada warga yang sedang memancing! Ternyata disini lumayan banyak ikan nila, ukurannya beragam, kecil sampai besar. Lumayan banyak? Tapi kok bapak ini tak kunjung mendapat ikan? Apa karena kami disini dan ribut? Ntahlah. Bukankah memancing memang butuh kesabaran? Walau tak cuma dalam memancing sih, kita harus belajar sabar dalam semua hal #selfrimender. Kak hakim dan keluarga datang, kami menghidangkan e...

[221216]

Hari yag ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Kamis, 22 Desember 2016. Hari ini kami memaparkan apa saja program kerja yang akan kami laksanakan selama satu tahun kedepan. Seminar terasa berat lantaran badan tak bisa di ajak kerja sama. Walaupun sudah cukup melegakan lantaran tak sampai pingsan saat seminar sosialisasi berlangsung. Alhamdulillah acara berjalan lancar. Dan kami sangat berterima kasih kepada seluruh pihak yang hadir dan memberi sumbangsih ide maupun dukungan terhadap progra yang akan kami lakukan. Apresiasi tak terhingga kami tujukan pada bapak Nasruddin, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kab Barru. Beliau memberi banyak sekali masukan dan memberi pengertian kepada masyarakat akan keberadaan kami di sini. Kami senang, beliau berkenan hadir langsung, tak mewakilkan kehadirannya. Beliaulah yang menjadi juru bicara kami hari itu, beliau seakan menyampaikan hampir semua yang ingin kami sampaikan. Bapak hebat, bisa baca pikiran kami. Hehehe

[121116]

Pagi-pagi sekali kami telah bersiap, saya bersemangat sekali, tak sabar ingin melunaskan rasa penasaran itu. Dendangan himne guru dan himne fkm menemani perjalanan menyusuri Dusun Bacu-bacu. Ntah kenapa saya menyanyikan lagu itu disepanjang perjalanan. Mendaki dan menurun, kanan kiri lahan pertanian warga, lahan pertanian dengan topografi pegunungan, beraneka ragam sekali isinya. Menyebalkan sekali sebenarnya saat ingin menikmati pemandangan tapi tak bisa karena harus fokus dengan jalan tanjakan atau turunan berkelok. Ahhh! Kami tiba di SD bujung awo, tapi sayang sekali, kepala sekolahnya tak sedang di sana, kami malah bertemu seorang pengawas yang sedang supervisi di sekolah ini. Pengawas ini malah berharap kami memberikan bantuan fisik, banyak sekali maunya dan kami hanya mendenar saja haha. Mungkin seperti ini gambaran kebanyakan orang, jika ada orang baru, orientasinya diberi bantuan fisik. Tak berlama-lama disekolah, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dan yeey, fina...