Langsung ke konten utama

[081116]

Pagi-pagi kami telah bersiap untuk menghadiri acara penanaman perdana jagung varietas baru yang akan ditanam di desa ini. Pukul 09.00 acara belum dimulai, tamu kehormatan belum datang, yah acara ini akan dihadiri oleh PLT Bupati Kabupaten Barru dan Kapolres Kab Barru. Oleh karena itu kami memutuskan untuk mencari sarapan di pasar lalabata, kebetulan hari ini hari pasar. Saya benar-benar lapar dan haus, sedari pagi kami tak juga menenggak setetes air, tak segelas airpun disugukan untuk kami, sang tamu, pagi ini. Ini bisa dibilang kasus yang menyedihkan, namun kami hanya tertawa-tawa meratapi kemalangan tersebut. Ha ha ha
Dipasar, mata saya langsung tertuju pada sebuah sepeda motor yang mengangkut berbagai jenis kerupuk. Saya berlari menuju motor tersebut dan membeli kerupuk, tak tanggung-tanggung segantung kerupuk yang berisi sepuluh bungkus plastik kerupuk telah berpindah ke motor kak Ravi. Kak Ratna dan Kak Ravi hanya cengengesan melihat tingkahku itu. Heheh. Kami lantas melanjutkan mencari sarapan, rasanya kerupuk sebanyak itupun tak akan membuat kenyang. Haha. Jadilah nasi kuning yang menjadi pemadam kelaparan kami pagi ini, ditemani kerupuk tentunya.
Tamu mulai berdatangan dan menjelang siang PLT Bupati Kab Barru yang ditunggu datang. Acara dimulai, prosesi penanaman jagung tersebut berlangsung dilahan yang tlah disiapkan diiringi langit bersama mataharinya yang bersinar sangat cerah. Kami kepanasan, namun tak mengurangi semangat kami, terutama semangat berfoto dengan “icon” kita hari ini. Momen ini adalah moen langka, momen yang juga kami jadikan wadah memperkenalkan diri dengan bapak PLT Bupati dan aparat desa yang hadir. Kami senang, semoga ini awal yang baik.
Kesenangan kami hari ini tak berakhir di situ, sebelum beranjak pergi dari acara tersebut, kami mendapat pembagian tiga nasi kotak. Alhamdulillah, gratisan. Hahaha. Jadilah kami tiga pemuda pemudi dengan tiga kotak nasi dan sekantong besar kerupuk yang menjadikan Mesjid Lempang Dusun Lalabata sebagai tempat ternyaman, termasuk untuk istirahat dan makan. Saat kami beristirahat di mesjid tersebut, terjadilah peristiwa ditemukan dan menemukan. Kami ditemukan oleh seorang bapak yang ternyata salah seorang pengurus mesjid. Terjadilah dialog antara kami dan beliau. Beliau sangat antusias mendengan penjelasan kami, dan sangat optimis untuk tujuan keberadaan kami, beliaupun membantu kami untuk mencari tempat tinggal. Dan singkat cerita, setelah koordinasi dengan RT setempat, kami direkomendsikan tinggal di rumah Ibu Hatija, seorang istri yang telah ditinggal meninggal suaminya, yang mengisi hari-harinya dengan berjualan di pasar, yang tinggal bersama anak gadisnya yang sekarang duduk d bangku sekolah menengah atas.
Pencarian tempat tinggal akhirnya menemukan titik terang. Setelah melihat kondisi rumah dan berkomunikasi dengan Ibu Hatija yang lebih banyak diwakili oleh anak pertamanya, Kak Pian, yang tinggal tak jauh dari rumah tersebut, kami saling memandang yang mengisyaratkan bahwa kami setuju tinggal di rumah itu. Kesepakatanpun dibuat, besok kami akan mulai tinggal di rumah tersebut. Tinggal koordinasi dengan PakDe bahwa kami telah menemukan rumah tinggal dan pamit ke pak dusun tentunya.

Malam ini tidur lebih nyenyak. Walau masih banyak keresahan, setidaknya hari ini lebih banyak kejelasannya. Karena kejelasan itu penting!

"Karena kejelasan itu penting!"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[201116] Menanti kak Hakim~

Pagi-pagi sekali kami bersiap untuk menyambut kedatangan kak Hakim sekeluarga, bersiapnya bukan dandan, melainkan bersiap di dapur, memasak. Pukul 8 bahan makanan telah selesai diolah, siap untuk di masak ketika kak Hakim sekeluarga hendak makan siang. Pukul 9 kak Hakim belum juga datang. Kami memilih keluar, melihat sumber air yang dilihat kak Ravi sore kemarin. Area persawahan kami lalui, ada juga kawasan ternak sapi, cukup luas, sapinya didalam kawasan itu, tidak keluar. Kami sampai di sungai yang dimaksud, jajaran jagung dan pisang menghiasi lahan sepanjang garis sungai. Dan hei, ada warga yang sedang memancing! Ternyata disini lumayan banyak ikan nila, ukurannya beragam, kecil sampai besar. Lumayan banyak? Tapi kok bapak ini tak kunjung mendapat ikan? Apa karena kami disini dan ribut? Ntahlah. Bukankah memancing memang butuh kesabaran? Walau tak cuma dalam memancing sih, kita harus belajar sabar dalam semua hal #selfrimender. Kak hakim dan keluarga datang, kami menghidangkan e...

[221216]

Hari yag ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Kamis, 22 Desember 2016. Hari ini kami memaparkan apa saja program kerja yang akan kami laksanakan selama satu tahun kedepan. Seminar terasa berat lantaran badan tak bisa di ajak kerja sama. Walaupun sudah cukup melegakan lantaran tak sampai pingsan saat seminar sosialisasi berlangsung. Alhamdulillah acara berjalan lancar. Dan kami sangat berterima kasih kepada seluruh pihak yang hadir dan memberi sumbangsih ide maupun dukungan terhadap progra yang akan kami lakukan. Apresiasi tak terhingga kami tujukan pada bapak Nasruddin, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kab Barru. Beliau memberi banyak sekali masukan dan memberi pengertian kepada masyarakat akan keberadaan kami di sini. Kami senang, beliau berkenan hadir langsung, tak mewakilkan kehadirannya. Beliaulah yang menjadi juru bicara kami hari itu, beliau seakan menyampaikan hampir semua yang ingin kami sampaikan. Bapak hebat, bisa baca pikiran kami. Hehehe

[121116]

Pagi-pagi sekali kami telah bersiap, saya bersemangat sekali, tak sabar ingin melunaskan rasa penasaran itu. Dendangan himne guru dan himne fkm menemani perjalanan menyusuri Dusun Bacu-bacu. Ntah kenapa saya menyanyikan lagu itu disepanjang perjalanan. Mendaki dan menurun, kanan kiri lahan pertanian warga, lahan pertanian dengan topografi pegunungan, beraneka ragam sekali isinya. Menyebalkan sekali sebenarnya saat ingin menikmati pemandangan tapi tak bisa karena harus fokus dengan jalan tanjakan atau turunan berkelok. Ahhh! Kami tiba di SD bujung awo, tapi sayang sekali, kepala sekolahnya tak sedang di sana, kami malah bertemu seorang pengawas yang sedang supervisi di sekolah ini. Pengawas ini malah berharap kami memberikan bantuan fisik, banyak sekali maunya dan kami hanya mendenar saja haha. Mungkin seperti ini gambaran kebanyakan orang, jika ada orang baru, orientasinya diberi bantuan fisik. Tak berlama-lama disekolah, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dan yeey, fina...