Pagi-pagi kami telah
bersiap untuk menghadiri acara penanaman perdana jagung varietas baru yang akan
ditanam di desa ini. Pukul 09.00 acara belum dimulai, tamu kehormatan belum
datang, yah acara ini akan dihadiri oleh PLT Bupati Kabupaten Barru dan
Kapolres Kab Barru. Oleh karena itu kami memutuskan untuk mencari sarapan di
pasar lalabata, kebetulan hari ini hari pasar. Saya benar-benar lapar dan haus,
sedari pagi kami tak juga menenggak setetes air, tak segelas airpun disugukan
untuk kami, sang tamu, pagi ini. Ini bisa dibilang kasus yang menyedihkan,
namun kami hanya tertawa-tawa meratapi kemalangan tersebut. Ha ha ha
Dipasar, mata saya
langsung tertuju pada sebuah sepeda motor yang mengangkut berbagai jenis
kerupuk. Saya berlari menuju motor tersebut dan membeli kerupuk, tak
tanggung-tanggung segantung kerupuk yang berisi sepuluh bungkus plastik kerupuk
telah berpindah ke motor kak Ravi. Kak Ratna dan Kak Ravi hanya cengengesan
melihat tingkahku itu. Heheh. Kami lantas melanjutkan mencari sarapan, rasanya
kerupuk sebanyak itupun tak akan membuat kenyang. Haha. Jadilah nasi kuning
yang menjadi pemadam kelaparan kami pagi ini, ditemani kerupuk tentunya.
Tamu mulai berdatangan
dan menjelang siang PLT Bupati Kab Barru yang ditunggu datang. Acara dimulai,
prosesi penanaman jagung tersebut berlangsung dilahan yang tlah disiapkan
diiringi langit bersama mataharinya yang bersinar sangat cerah. Kami kepanasan,
namun tak mengurangi semangat kami, terutama semangat berfoto dengan “icon”
kita hari ini. Momen ini adalah moen langka, momen yang juga kami jadikan wadah
memperkenalkan diri dengan bapak PLT Bupati dan aparat desa yang hadir. Kami
senang, semoga ini awal yang baik.
Kesenangan kami hari ini
tak berakhir di situ, sebelum beranjak pergi dari acara tersebut, kami mendapat
pembagian tiga nasi kotak. Alhamdulillah, gratisan. Hahaha. Jadilah kami tiga
pemuda pemudi dengan tiga kotak nasi dan sekantong besar kerupuk yang menjadikan
Mesjid Lempang Dusun Lalabata sebagai tempat ternyaman, termasuk untuk
istirahat dan makan. Saat kami beristirahat di mesjid tersebut, terjadilah
peristiwa ditemukan dan menemukan. Kami ditemukan oleh seorang bapak yang
ternyata salah seorang pengurus mesjid. Terjadilah dialog antara kami dan
beliau. Beliau sangat antusias mendengan penjelasan kami, dan sangat optimis
untuk tujuan keberadaan kami, beliaupun membantu kami untuk mencari tempat
tinggal. Dan singkat cerita, setelah koordinasi dengan RT setempat, kami
direkomendsikan tinggal di rumah Ibu Hatija, seorang istri yang telah ditinggal
meninggal suaminya, yang mengisi hari-harinya dengan berjualan di pasar, yang
tinggal bersama anak gadisnya yang sekarang duduk d bangku sekolah menengah
atas.
Pencarian tempat tinggal
akhirnya menemukan titik terang. Setelah melihat kondisi rumah dan berkomunikasi
dengan Ibu Hatija yang lebih banyak diwakili oleh anak pertamanya, Kak Pian,
yang tinggal tak jauh dari rumah tersebut, kami saling memandang yang mengisyaratkan
bahwa kami setuju tinggal di rumah itu. Kesepakatanpun dibuat, besok kami akan
mulai tinggal di rumah tersebut. Tinggal koordinasi dengan PakDe bahwa kami
telah menemukan rumah tinggal dan pamit ke pak dusun tentunya.
Malam ini tidur lebih
nyenyak. Walau masih banyak keresahan, setidaknya hari ini lebih banyak
kejelasannya. Karena kejelasan itu penting!
"Karena kejelasan itu penting!"
Komentar
Posting Komentar