Langsung ke konten utama

[121116]

Pagi-pagi sekali kami telah bersiap, saya bersemangat sekali, tak sabar ingin melunaskan rasa penasaran itu. Dendangan himne guru dan himne fkm menemani perjalanan menyusuri Dusun Bacu-bacu. Ntah kenapa saya menyanyikan lagu itu disepanjang perjalanan. Mendaki dan menurun, kanan kiri lahan pertanian warga, lahan pertanian dengan topografi pegunungan, beraneka ragam sekali isinya. Menyebalkan sekali sebenarnya saat ingin menikmati pemandangan tapi tak bisa karena harus fokus dengan jalan tanjakan atau turunan berkelok. Ahhh!
Kami tiba di SD bujung awo, tapi sayang sekali, kepala sekolahnya tak sedang di sana, kami malah bertemu seorang pengawas yang sedang supervisi di sekolah ini. Pengawas ini malah berharap kami memberikan bantuan fisik, banyak sekali maunya dan kami hanya mendenar saja haha. Mungkin seperti ini gambaran kebanyakan orang, jika ada orang baru, orientasinya diberi bantuan fisik.
Tak berlama-lama disekolah, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dan yeey, finally kami sampai diujung jalan Dusun Bacu-bacu. Terlihat sekelompok ibu-ibu separuh baya sedang sibuk dengan lesung dan alu ditangan mereka. Sedang menumbuk apa? Kami mendekat, jadilah ibu-ibu ini menjadi sasaran FGD pertama kami. Assalamu’alaykum, aga ta jama bu?. Pertanyaan demi pertanyaan kami lontarkan untuk menggali sebanyak-banyaknya informasi. Ada sedikit kendala, ada salah seorang ibu itu yang tidak bisa berbahasa Indonesia, mau tak mau kemampuan bahasa bugis yang sedikitku ini, dipaksa untuk keluar saat itu juga. Alhamdulillah, FGD sama ibu-ibu selesai. Perhatian kami beralih pada seorang bapak yang sedang mengasah pisau dan bapak yang sedang jongkok, merokok. Aktivitas yang mungkin jarang terlihat, bapak-bapak yang berada di rumah pagi-pagi, tidak ke kebun. Usut punya usut, ternyata memang lahan pertanian yang biasa digunakan petani disini untuk menanam, ditutup karena merupakan kawasan hutan lindung, jadi beberapa tahun terakhir, petani tak lagi memasuki area itu untuk bercocok tanam.
Saat asyik berdiskusi dengan bapak-bapak tadi, mata saya tertuju pada tangan bapak yang sedang mengasah pisau. Ternyata beliau adalah penderita kusta, jari-jari tangannya, lepas sedikit demi sedikit katanya. Cerita bapak seputar penyakit dan dampak dari penyakitnya mengalir bak air, saya tertegun. Kak Ratna dan Kak Ravi mengagetkan saya, saatnya kami beranjak dan melanjutkan perjalanan. Perjalanan menuju sebuah sungai, jernih, walau tak begitu deras, saya suka suara aliran airnya, suasana tenang menngiringi diskusi dengan beberapa orang gadis yang sedang mencuci.
 Perjalanan tak berakhir di Dusun Bacu-bacu, kamipun melanjutkan perjalanan keujung sisi kanan Desa Lalabata, kami menuju Dusun Matajang, Kampung Pacore. Dan waw! Perjalanannya lebih menantang dibanding jalan kebacu-bacu. Saya suka, saya sukaa. Mood meningkat drastis, diskusi dengan warga jadi makin menyenangkan.

The best day ever selama lima hari disini hahaha~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[201116] Menanti kak Hakim~

Pagi-pagi sekali kami bersiap untuk menyambut kedatangan kak Hakim sekeluarga, bersiapnya bukan dandan, melainkan bersiap di dapur, memasak. Pukul 8 bahan makanan telah selesai diolah, siap untuk di masak ketika kak Hakim sekeluarga hendak makan siang. Pukul 9 kak Hakim belum juga datang. Kami memilih keluar, melihat sumber air yang dilihat kak Ravi sore kemarin. Area persawahan kami lalui, ada juga kawasan ternak sapi, cukup luas, sapinya didalam kawasan itu, tidak keluar. Kami sampai di sungai yang dimaksud, jajaran jagung dan pisang menghiasi lahan sepanjang garis sungai. Dan hei, ada warga yang sedang memancing! Ternyata disini lumayan banyak ikan nila, ukurannya beragam, kecil sampai besar. Lumayan banyak? Tapi kok bapak ini tak kunjung mendapat ikan? Apa karena kami disini dan ribut? Ntahlah. Bukankah memancing memang butuh kesabaran? Walau tak cuma dalam memancing sih, kita harus belajar sabar dalam semua hal #selfrimender. Kak hakim dan keluarga datang, kami menghidangkan e...

[221216]

Hari yag ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Kamis, 22 Desember 2016. Hari ini kami memaparkan apa saja program kerja yang akan kami laksanakan selama satu tahun kedepan. Seminar terasa berat lantaran badan tak bisa di ajak kerja sama. Walaupun sudah cukup melegakan lantaran tak sampai pingsan saat seminar sosialisasi berlangsung. Alhamdulillah acara berjalan lancar. Dan kami sangat berterima kasih kepada seluruh pihak yang hadir dan memberi sumbangsih ide maupun dukungan terhadap progra yang akan kami lakukan. Apresiasi tak terhingga kami tujukan pada bapak Nasruddin, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kab Barru. Beliau memberi banyak sekali masukan dan memberi pengertian kepada masyarakat akan keberadaan kami di sini. Kami senang, beliau berkenan hadir langsung, tak mewakilkan kehadirannya. Beliaulah yang menjadi juru bicara kami hari itu, beliau seakan menyampaikan hampir semua yang ingin kami sampaikan. Bapak hebat, bisa baca pikiran kami. Hehehe