Langsung ke konten utama

[111116]

Temanya masih seputar “pindahan” dan rumah baru. Memulai pagi dengan sesi bersih-bersih basecamp. Basecamp? Ahh jangan basecamp, saya lebih suka menyebutnya “rumah”, dan karena kami baru di sini, mari kita sebut dengan “rumah baru”. Puas dengan sesi bersih-bersih, kami beralih kesesi belanja belanja. Meluncur ke pasar dengan modal bertanya, menuju pasar Pekkae. Berbagai kebutuhan dapur untuk beberapa hari kedepan telah tergantung dimotor, kami pulang. Diparkiran ada penjual pisang, kami singgah, kami beli pisang, saya suka pisang, Kak Ratna dan Kak Ravi juga, walau mungkin tak sesuka saya. Haha. Kami benar-benar pulang, pulang ke rumah baru.

Sorenya, kami menuju Dusun Bacu-bacu. Dan ini adalah perjalanan pertama kami (saya dan Kak Ratna), kak Ravi tidak, ntah ini perjalanan keberapa baginya. Itupun belum menyusuri seluruh wilayah Dusun Bacu-bacu, kami hanya sampai di rumah pak dusun belum  menyusuri Dusun Bacu-bacu secara keseluruhan. Di rumah pak dusun kami disambut hangat oleh kakek-kakek tak bergigi, beliau pak Zakariah, kepala Dusun Bacu-bacu, kami berdiskusi, kami menyampaikan keberadaan dan maksud keberadaan kami disini, beliau bercerita mengenai dusun yang ada dibawah tanggung jawabnya, kami mendapat gambaran umum pertanian dan kehidupan masyarakat Bacu-bacu dari cerita pak dusun. Menjelang maghrib kami pamit, kami memutuskan pulang. Walaupun, sebenanya saya penasaran, tak sabar ingin menyusuri sampai keujung dusun, namun mengingat rute yang harus kami lalui berbahaya jika dilalui pada malam hari, apalagi kami sebagai orang “baru”, saya terpaksa memendam “rasa”, rasa penasaran untuk dibayar lunas besok, InsyaAllah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[201116] Menanti kak Hakim~

Pagi-pagi sekali kami bersiap untuk menyambut kedatangan kak Hakim sekeluarga, bersiapnya bukan dandan, melainkan bersiap di dapur, memasak. Pukul 8 bahan makanan telah selesai diolah, siap untuk di masak ketika kak Hakim sekeluarga hendak makan siang. Pukul 9 kak Hakim belum juga datang. Kami memilih keluar, melihat sumber air yang dilihat kak Ravi sore kemarin. Area persawahan kami lalui, ada juga kawasan ternak sapi, cukup luas, sapinya didalam kawasan itu, tidak keluar. Kami sampai di sungai yang dimaksud, jajaran jagung dan pisang menghiasi lahan sepanjang garis sungai. Dan hei, ada warga yang sedang memancing! Ternyata disini lumayan banyak ikan nila, ukurannya beragam, kecil sampai besar. Lumayan banyak? Tapi kok bapak ini tak kunjung mendapat ikan? Apa karena kami disini dan ribut? Ntahlah. Bukankah memancing memang butuh kesabaran? Walau tak cuma dalam memancing sih, kita harus belajar sabar dalam semua hal #selfrimender. Kak hakim dan keluarga datang, kami menghidangkan e...

[221216]

Hari yag ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Kamis, 22 Desember 2016. Hari ini kami memaparkan apa saja program kerja yang akan kami laksanakan selama satu tahun kedepan. Seminar terasa berat lantaran badan tak bisa di ajak kerja sama. Walaupun sudah cukup melegakan lantaran tak sampai pingsan saat seminar sosialisasi berlangsung. Alhamdulillah acara berjalan lancar. Dan kami sangat berterima kasih kepada seluruh pihak yang hadir dan memberi sumbangsih ide maupun dukungan terhadap progra yang akan kami lakukan. Apresiasi tak terhingga kami tujukan pada bapak Nasruddin, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kab Barru. Beliau memberi banyak sekali masukan dan memberi pengertian kepada masyarakat akan keberadaan kami di sini. Kami senang, beliau berkenan hadir langsung, tak mewakilkan kehadirannya. Beliaulah yang menjadi juru bicara kami hari itu, beliau seakan menyampaikan hampir semua yang ingin kami sampaikan. Bapak hebat, bisa baca pikiran kami. Hehehe

[121116]

Pagi-pagi sekali kami telah bersiap, saya bersemangat sekali, tak sabar ingin melunaskan rasa penasaran itu. Dendangan himne guru dan himne fkm menemani perjalanan menyusuri Dusun Bacu-bacu. Ntah kenapa saya menyanyikan lagu itu disepanjang perjalanan. Mendaki dan menurun, kanan kiri lahan pertanian warga, lahan pertanian dengan topografi pegunungan, beraneka ragam sekali isinya. Menyebalkan sekali sebenarnya saat ingin menikmati pemandangan tapi tak bisa karena harus fokus dengan jalan tanjakan atau turunan berkelok. Ahhh! Kami tiba di SD bujung awo, tapi sayang sekali, kepala sekolahnya tak sedang di sana, kami malah bertemu seorang pengawas yang sedang supervisi di sekolah ini. Pengawas ini malah berharap kami memberikan bantuan fisik, banyak sekali maunya dan kami hanya mendenar saja haha. Mungkin seperti ini gambaran kebanyakan orang, jika ada orang baru, orientasinya diberi bantuan fisik. Tak berlama-lama disekolah, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dan yeey, fina...