Langsung ke konten utama

[211116] Gagal fokus~


Ada yang aneh, pagi-pagi tak ada ejekan atau sapaan jail dari Kak Ravi. Yah, Kak Ravi tak sedang di sini, dia sedang di Makassar, sedang mengurus administrasi wisudanya yang akan berlangsung bulan depan. Agak kehilangan (malu mengakui kalau memang kehilangan), akankah kami jadi anak hilang tanpa koordinator? Semoga tidak.
Agenda pagi, memenuhi janji yang dibuat kak Ratna untuk bertemu dengan penyuluh pertanian di kantor desa. Jam 10, penyuluh belum datang, kami menunggu. Gelisah, tidak fokus, semacam linglung, kurang lebih seperti itulah yang saya rasakan pagi menjelang siang ini. Bukan karena lelah menunggu penyuluh, walaupun itu juga sih, tapi penyebab utamanya adalah karena sibungsu sedang dioperasi dan saya tidak disana. Ahhh, sedih sekali rasanya. Karena merasa tak sanggup menunggu tanpa kegiatan, saya memutuskan meninggalkan kak Ratna sebentar, beranjak menuju Puskesmas Pembantu Desa Lalabata. Ntah kenapa saya memilih pergi ke Pustu, yang ada dipikiran saya saat itu, saya harus berkegiatan agar pikiran tidak kemana-mana. Semacam setengah sadar saya mengendarai motor sampai ke Pustu, itupun hampir lewat, saking tidak fokusnya. Saya mulai fokus saat tercengang melihat kondisi pustu, tak lagi digunakan? Aduh, saya tambah bingung, benar-benar memperburuk suasana hati.

Saya kembali ke kantor desa dengan perasaan yang makin tak karuan. Berusaha fokus dengan pembicaraan dengan penyuluh pertanian dan Kantabtibmas Desa Lalabata. Pembicaraan dengan penyuluhpun tak sesuai harapan, sepertinya saya yang berekspektasi  terlalu tinggi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[201116] Menanti kak Hakim~

Pagi-pagi sekali kami bersiap untuk menyambut kedatangan kak Hakim sekeluarga, bersiapnya bukan dandan, melainkan bersiap di dapur, memasak. Pukul 8 bahan makanan telah selesai diolah, siap untuk di masak ketika kak Hakim sekeluarga hendak makan siang. Pukul 9 kak Hakim belum juga datang. Kami memilih keluar, melihat sumber air yang dilihat kak Ravi sore kemarin. Area persawahan kami lalui, ada juga kawasan ternak sapi, cukup luas, sapinya didalam kawasan itu, tidak keluar. Kami sampai di sungai yang dimaksud, jajaran jagung dan pisang menghiasi lahan sepanjang garis sungai. Dan hei, ada warga yang sedang memancing! Ternyata disini lumayan banyak ikan nila, ukurannya beragam, kecil sampai besar. Lumayan banyak? Tapi kok bapak ini tak kunjung mendapat ikan? Apa karena kami disini dan ribut? Ntahlah. Bukankah memancing memang butuh kesabaran? Walau tak cuma dalam memancing sih, kita harus belajar sabar dalam semua hal #selfrimender. Kak hakim dan keluarga datang, kami menghidangkan e...

[221216]

Hari yag ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Kamis, 22 Desember 2016. Hari ini kami memaparkan apa saja program kerja yang akan kami laksanakan selama satu tahun kedepan. Seminar terasa berat lantaran badan tak bisa di ajak kerja sama. Walaupun sudah cukup melegakan lantaran tak sampai pingsan saat seminar sosialisasi berlangsung. Alhamdulillah acara berjalan lancar. Dan kami sangat berterima kasih kepada seluruh pihak yang hadir dan memberi sumbangsih ide maupun dukungan terhadap progra yang akan kami lakukan. Apresiasi tak terhingga kami tujukan pada bapak Nasruddin, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kab Barru. Beliau memberi banyak sekali masukan dan memberi pengertian kepada masyarakat akan keberadaan kami di sini. Kami senang, beliau berkenan hadir langsung, tak mewakilkan kehadirannya. Beliaulah yang menjadi juru bicara kami hari itu, beliau seakan menyampaikan hampir semua yang ingin kami sampaikan. Bapak hebat, bisa baca pikiran kami. Hehehe

[121116]

Pagi-pagi sekali kami telah bersiap, saya bersemangat sekali, tak sabar ingin melunaskan rasa penasaran itu. Dendangan himne guru dan himne fkm menemani perjalanan menyusuri Dusun Bacu-bacu. Ntah kenapa saya menyanyikan lagu itu disepanjang perjalanan. Mendaki dan menurun, kanan kiri lahan pertanian warga, lahan pertanian dengan topografi pegunungan, beraneka ragam sekali isinya. Menyebalkan sekali sebenarnya saat ingin menikmati pemandangan tapi tak bisa karena harus fokus dengan jalan tanjakan atau turunan berkelok. Ahhh! Kami tiba di SD bujung awo, tapi sayang sekali, kepala sekolahnya tak sedang di sana, kami malah bertemu seorang pengawas yang sedang supervisi di sekolah ini. Pengawas ini malah berharap kami memberikan bantuan fisik, banyak sekali maunya dan kami hanya mendenar saja haha. Mungkin seperti ini gambaran kebanyakan orang, jika ada orang baru, orientasinya diberi bantuan fisik. Tak berlama-lama disekolah, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dan yeey, fina...