Langsung ke konten utama

[151116] Still my day?

Agenda pagi ke kantor desa, sayang, pak desa tak di kantor. Rencana beralih ke puskesmas. Kami bertemu dengan Pak Makmur, kepala Puskesmas Pancana, “bapak bermuka teduh” juluk Kak Ratna. Beliau sangat welcome dengan keberadaan kami disini. Koordinasi dengan petugas puskesmas pemegang prrogram tertentupun kami lakukan. Sebelum pulang, saya memotret jadwal posyandu yang ada dibawah wilayah kerja Puskesmas Pancana, dan saya baru tahu nama posyandu yang ada dilalabata. Mau tahu apa nama posyandunya? Namanya Posyandu Hasrat, kenangan dan Khayalan. Hahahah. See? Tak salahkan kalau kami memberikan tagline LEBAYBATA untuk desa ini.
Lepas dari ketawa lantaran nama posyandu, kami melanjutkan transek. Transek hari kedua di rute yang paling saya sukai, jalur Matajang, dimulai dari Pacore. Jalan demi jalan kami susuri, mencatat semua tumbuhan yang kami temui. Karena ini jalur hutan, terlalu banyak pohon yang saya tidak tahu apa namanya. Ayolah pohon, berkenalanlah denganku. Ini pohon apa? Itu pohon apa? Yang sana pohon apa? Subhanallah, banyak sekali ciptaanMu yang tak saya ketahui, Yaa Rabb. Tiba-tiba saya merasa butuh guru mata pelajaran IPA saya ada disini. Transek membawa saya pada satu kesimpulan, sepertinya saya tak layak lulus mata pelajaran IPA waktu itu -_-
Ada lagi pengalaman mencekam, melalui jalan kanan kiri hutan berjurang seorang diri. Saya pikir Kak Ratna dan Kak Ravi mendahului saya menuju spot pencatatan selanjutnya, jadi saya mengerjar. 300 meter pertama, mereka tidak ada. Saya terus, 300 meter kedua, ketiga, mereka tak juga nampak, jalan masih sepi, tak ada satupun rumah, yang ada hanya hutan rimbun, saya tak berani berhenti. Saya berjalan lagi, 300 meter keempat, mereka belum nampa. Ahhhh mereka mana? Tapi setidaknya ada kehidupan yang nampak, ada lahan kecil yang tak rimbun lagi, ada jeda diantara hutan itu, saya berhenti, menelfon kak Ravi. “dimanaki, Kak?” dengan suara bergetar, nyaris menangis. Dan ternyata mereka masih dibelakang, kenapa jadinya saya yang meninggalkan mereka?. Saya putar balik dengan perasaan kacau. Saya merajuk, marah, tapi ntah marah sama siapa, tapi ditunjukkan seolah-olah marah ke kak Ravi, Kak Ratna memcoba menjelaskan kronologinya, saya tertawa walau masih kesal dengan diri saya sendiri. Kak Ravi masih beranggapan saya marah kepadanya.
Transek tetap berjalan, keadaan sudah mencair kembali, saya tak lagi merajuk tak jelas. Hahaha. Perjalanan kami terhenti di depan lahan yang sedang ditanami jagung. Kami tertarik untuk berbincang dengan petani yang sedang menanam. Ternyata mereka sedang menanam bibit jagung pembagian varietas baru, yang sosialiskasinya kami ikuti di hari kedua kami di desa ini. Tidak hanya berbincang dengan petani, kami juga diberi kesempatan untuk ikut menanam jagung. Menanam dilahan miring ternyata punya sensasi tersendiri. Sensasi jatuh tergelincir contohnya. Hahaha

ulang tahunnya kemarin, tapi hari ini masih berasa ulang tahun, alam ikut mengerjai. Wkwkwk

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[201116] Menanti kak Hakim~

Pagi-pagi sekali kami bersiap untuk menyambut kedatangan kak Hakim sekeluarga, bersiapnya bukan dandan, melainkan bersiap di dapur, memasak. Pukul 8 bahan makanan telah selesai diolah, siap untuk di masak ketika kak Hakim sekeluarga hendak makan siang. Pukul 9 kak Hakim belum juga datang. Kami memilih keluar, melihat sumber air yang dilihat kak Ravi sore kemarin. Area persawahan kami lalui, ada juga kawasan ternak sapi, cukup luas, sapinya didalam kawasan itu, tidak keluar. Kami sampai di sungai yang dimaksud, jajaran jagung dan pisang menghiasi lahan sepanjang garis sungai. Dan hei, ada warga yang sedang memancing! Ternyata disini lumayan banyak ikan nila, ukurannya beragam, kecil sampai besar. Lumayan banyak? Tapi kok bapak ini tak kunjung mendapat ikan? Apa karena kami disini dan ribut? Ntahlah. Bukankah memancing memang butuh kesabaran? Walau tak cuma dalam memancing sih, kita harus belajar sabar dalam semua hal #selfrimender. Kak hakim dan keluarga datang, kami menghidangkan e...

[221216]

Hari yag ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Kamis, 22 Desember 2016. Hari ini kami memaparkan apa saja program kerja yang akan kami laksanakan selama satu tahun kedepan. Seminar terasa berat lantaran badan tak bisa di ajak kerja sama. Walaupun sudah cukup melegakan lantaran tak sampai pingsan saat seminar sosialisasi berlangsung. Alhamdulillah acara berjalan lancar. Dan kami sangat berterima kasih kepada seluruh pihak yang hadir dan memberi sumbangsih ide maupun dukungan terhadap progra yang akan kami lakukan. Apresiasi tak terhingga kami tujukan pada bapak Nasruddin, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kab Barru. Beliau memberi banyak sekali masukan dan memberi pengertian kepada masyarakat akan keberadaan kami di sini. Kami senang, beliau berkenan hadir langsung, tak mewakilkan kehadirannya. Beliaulah yang menjadi juru bicara kami hari itu, beliau seakan menyampaikan hampir semua yang ingin kami sampaikan. Bapak hebat, bisa baca pikiran kami. Hehehe

[121116]

Pagi-pagi sekali kami telah bersiap, saya bersemangat sekali, tak sabar ingin melunaskan rasa penasaran itu. Dendangan himne guru dan himne fkm menemani perjalanan menyusuri Dusun Bacu-bacu. Ntah kenapa saya menyanyikan lagu itu disepanjang perjalanan. Mendaki dan menurun, kanan kiri lahan pertanian warga, lahan pertanian dengan topografi pegunungan, beraneka ragam sekali isinya. Menyebalkan sekali sebenarnya saat ingin menikmati pemandangan tapi tak bisa karena harus fokus dengan jalan tanjakan atau turunan berkelok. Ahhh! Kami tiba di SD bujung awo, tapi sayang sekali, kepala sekolahnya tak sedang di sana, kami malah bertemu seorang pengawas yang sedang supervisi di sekolah ini. Pengawas ini malah berharap kami memberikan bantuan fisik, banyak sekali maunya dan kami hanya mendenar saja haha. Mungkin seperti ini gambaran kebanyakan orang, jika ada orang baru, orientasinya diberi bantuan fisik. Tak berlama-lama disekolah, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dan yeey, fina...