Dendangan
demi dendangan menemani perjalanan menuju tempat pelarian terbaik, tempat
ternyaman dan tempat yang aneh sekali rasanya jika sehari saja tak ketempat
ini. Kampung Lappabila Dusun Matajang. Kampung ini merupakan tempat tinggal
pertama kami didesa ini, tiga hari lamanya kami menginap di rumah “pak kepala”,
julukan untuk sang kepala dusun. Selanjut-selanjutnya, seakan ada ikatan dengan
kampung ini. Tak lengkap rasanya jika dalam sehari tak menyambangi kampung ini.
Kenapa? Mungkin karena suasananya, ramai tapi tak berisik, tenang tapi tak
sepi. Dan mungkin juga karena ada mereka. Mereka yang senantiasa membantu
segala bentuk kegiatan kami disini. Pemuda yang menyatukan diri dalam sebuah
kelompok yang mereka juluki “AKAPELA”, Akselerasi KreAtivitas PEmuda LAppabila.
Merekalah saudara-saudara tak sedarah dikampung orang. Mereka benar-benar
selalu ada! Pengajian bulanan, mereka yang berperan penting, renovasi Rumah
Belajar, mereka yang turun tangan langsung, tanaman pekarangan percontohan,
mereka yang prakarsai. Apalah kami tanpa mereka.
In frame ; Ketua AKAPELA (kak Ardi), SP DBS
(fitri/saya), Kepala Desa Lalabata (Pak Herman bin Thamrin), SP DBS (Kak Ratna
dan Kak Ravi), pemuda desa (kak Rahman, Ibe, Budi dan Irwan) dan anak-anak desa
(dayah dan putra)
*Tinjau lokasi Rumah Belajar Masyarakat
Mungkin
karena mereka juga sehingga kami memilih lokasi Rumah Belajar Masyarakat di
kampung Lappabila. Karena sejak awal, respon merekalah yang membuat kami paling
betah di desa ini. Pun masyarakat secara umum di kampung ini memang ramah. Dan
agaknya kami tak salah pilih lokasi, pemuda dan masyarakat sangat antusias
dengan rencana pembuatan RBM tersebut. Mulai dari penentuan lokasi pasti,
membersihkan lokasi, sampai renovasi ruangan mereka turun langsung. Semua hal
teknis memang kami serahkan pada mereka untuk menumbuhkan rasa memiliki sejak
awal. Demi keberlangsungan RBM kedepannya. Tentulah mereka akan lebih menjaga
dan menggunakan RBM dengan maksimal jika mereka yang merintisnya dari awal.
In frame
sarjana pendamping Yayasan Hadji Kalla, Kepala Desa Lalabata, AKAPELA
(akselerasi kreatifitas pemuda Lappabila) dan adik-adik mahasiswa PBL FKM UMI
Kebetulan, Dusun Matajang kedatangan tamu PBL dari mahasiswa
FKM UMI. Dan salah satu kegiatan yang kami inisiasi untuk dikerjakan bersama
adalah kerja bakti membersihkan sumur umum. Tadinya mau upload muka berkeringat
ala-ala lelah kerja keras membersihkan sumur sumber air masyarakat
Lappabila.Tapi berhubung tak sempat foto bareng, tak apalah foto ini saja, yang
mewakili unsur yang ikut dalam proses kerja bakti kemarin. Maaf untuk pak
dusun, pak RT, pemuda dan masyarakat yang tak terupload!Suka syekali kerja
samanyaa!
😅
😄 Empat
sumur berbentuk persegi panjang yang menjadi sumber air minum dan kebutuhan
sehari-hari, d sulap bersih "tidak seketika" (krn prosesnya luar biasa
😂).Pernah lihat sumber air
yang terpasang berpuluh-puluh mesin air? Yang membuat telinga pengang jika
bunyi bersamaan!
🙉 Klo belum, coba ke sumur kampung Lappabila Dusun
Matajang~




Dibulan ini, selain
fokus urus RBM dan kegiatan harian, anak AKAPELA juga sibuk mengurus tanaman
pekarangan percontohan depan RBM. Selain jadi tukang cat, mereka sjuga siap
jadi tukang kayu. Hahahah. Ternyata eh ternyata, mereka punya bakat terpendam
pemirsa. Kolaborasi makin mantap dengan kedatangan mahasiswa PPL UIN Alauddin Makassar. Yang
kebetulan mereka ditempatkan atau berposko di kampung Lappabila. Dan merekapun
ikut merasakan kekompakan masyarakat dan anak AKAPELA. Big applause untuk Lappabila
dan pemudanya yang terhumpun dalam
AKAPELA.
Komentar
Posting Komentar