Ini tentang rasa. Rasa yang kau sendiri, yang merasakannya, tidak mengerti. Rasa yang semakin kau tolak, semakin bergejolak. Rasa apakah itu? Sayapun tidak tahu, yang saya tahu, rasa itu menghasilkan rasa yang baru. Rasa takut terjadi apa-apa pada si pemberi rasa, rasa takut akan kebenaran rasa itu sendiri.
Ntah kosa kata seperti apa yang bisa mewakili rasa itu. Berlebihankah jika saya menyebutnya cinta?
http://fitrianisukardi1114.blogspot.co.id/2017/01/teka-teki-rasa.html?m=1
Pergejolakan rasa dan logika yang kemudian di menangkan oleh sang logika yang sampai pada keputusan mengikhlaskan rasa yang hampir mustahil di wujudkan dengan segala keraguannya.
Tapi apakah sampai di situ saja?
Ternyata tidak. Ada konspirasi yang lebih besar. Konspirasi semesta.
Doa-doa melangit dan ikhtiar yang senantiasa disemogakan agar diridhoiNya.
Setahun kemudian, rasa yang dikubur dalam-dalam itu terkuak dari dasar hati yang menjadi pertimbangan tambahan atas segala petunjuk yang diminta di sudut malam.
Apakah benar-benar dia yang terbaik?
InsyaaAllah. Itu jawaban rintihan seorang hamba yang lemah dan betul-betul membutuhkan putunjukNya
Segala keraguan setahun sebelumnya menguap begitu saja.
Banyak yang bertanya, kok bisa?
Karena ada Dia Sang Maha Pembolak balik hati.
05 05 2018
Hari bersejarah, pengucapan ikrar, perjanjianmu pada penciptaku.
Terima kasih untuk semuanya.
Terima kasih untuk semua ikhtiar yang selalu d semogakan untuk di ridhoi.
Terima kasih telah memperjuangkan sampai "sebegitunya".
Terima kasih dg. Laguku.
Semoga setiap usaha dan proses itu bernilai ibadah disisiNya.
Ramadhan pertama dengan suasana dan tanggung jawab yang sangat berbeda.
Semoga kita betul- betul terus memperbaiki niat untuk ibadah terpanjang kita. Semua karenaNya.
Semoga bisa terus memperbaiki diri dalam madrasah dunia akhirat kita.
Sakinah mawaddah wa rahmah, insyaaAllah 😊
Tolo barat, jeneponto, 1 Ramadhan 1439H
Ntah kosa kata seperti apa yang bisa mewakili rasa itu. Berlebihankah jika saya menyebutnya cinta?
http://fitrianisukardi1114.blogspot.co.id/2017/01/teka-teki-rasa.html?m=1
Pergejolakan rasa dan logika yang kemudian di menangkan oleh sang logika yang sampai pada keputusan mengikhlaskan rasa yang hampir mustahil di wujudkan dengan segala keraguannya.
Tapi apakah sampai di situ saja?
Ternyata tidak. Ada konspirasi yang lebih besar. Konspirasi semesta.
Doa-doa melangit dan ikhtiar yang senantiasa disemogakan agar diridhoiNya.
Setahun kemudian, rasa yang dikubur dalam-dalam itu terkuak dari dasar hati yang menjadi pertimbangan tambahan atas segala petunjuk yang diminta di sudut malam.
Apakah benar-benar dia yang terbaik?
InsyaaAllah. Itu jawaban rintihan seorang hamba yang lemah dan betul-betul membutuhkan putunjukNya
Segala keraguan setahun sebelumnya menguap begitu saja.
Banyak yang bertanya, kok bisa?
Karena ada Dia Sang Maha Pembolak balik hati.
05 05 2018
Hari bersejarah, pengucapan ikrar, perjanjianmu pada penciptaku.
Terima kasih untuk semuanya.
Terima kasih untuk semua ikhtiar yang selalu d semogakan untuk di ridhoi.
Terima kasih telah memperjuangkan sampai "sebegitunya".
Terima kasih dg. Laguku.
Semoga setiap usaha dan proses itu bernilai ibadah disisiNya.
Ramadhan pertama dengan suasana dan tanggung jawab yang sangat berbeda.
Semoga kita betul- betul terus memperbaiki niat untuk ibadah terpanjang kita. Semua karenaNya.
Semoga bisa terus memperbaiki diri dalam madrasah dunia akhirat kita.
Sakinah mawaddah wa rahmah, insyaaAllah 😊
Tolo barat, jeneponto, 1 Ramadhan 1439H
Komentar
Posting Komentar