Langsung ke konten utama

Pacoreku yang “hangat nan manis”


Pacore lagi, yey!


Kampung ini masih menjadi rute tervaforit saya di desa ini. Warga dan alam satu padu dalam kehangatan, seperti berada dikampung sendiri. Pagi ini tujuan kami ke sini untuk koordinasi persiapan penyuluhan kakao dan koordinasi lanjutan terkait pembentukan posyandu. Rumah yang menjadi tujuan andalan kami saat ke sini adalah rumah pak Ansar, sang ketua RT, yang bisa dibilang kepala kampung, karena dikampung ini memang hanya sebuah RT yang merupakan bagian dari Dusun Matajang. Ntah kenapa, perjalanan kali ini terasa melelahkan sekali, dan ibu RT paling mengerti itu. Hehehe. Segelas teh panas menjelang hangat siap melepas dahaga kami. Saat menikmati teh buatan ibu, si Haikal (cucu pak RT) datang  menarik perhatian saya, sebuah kotak dengan motif kotak-kotak hitam putih usang di tangannya, dia membawa kotak papan catur. Saya beranjak ke arahnya, meletakkan gelas teh tepat disebelah papan catur yang tengah diaturnya. Saya antusias sekali, bukan mau bermain, melainkan mau melihat orang bermain, sekalian ikut belajar main hehehe.
Setelah ritual belajar catur, adalagi ritual beli durian. Kampung ini memang ramai menjadi tujuan wisata kuliner durian saat bulan januari dan februari seperti sekarang ini. “Rasa durian disini dijamin tidak PHP” tutur seorang pemuda desa. Dan memang “katanya” rasanya nagih pake banget!. Kenapa “katanya”? karena itu kata orang, saya bukan penikmat durian. Boro-boro mau nilai rasanya enak atau tidak, bedakan durian enak atau tidak saja saya tidak bisa. Hahahah. Tapi dengan melihat ekpresi bahagia orang saat makan durian, saya ikut bersemangat saat pencinta durian hendak membeli durian. Seperti pagi menjelang siang ini, kak Ravi dan kak Ratna tengah menawar durian dari kebun milik tetangga rumah pak RT. Jadilah diskon 50%. Mantap kan? Durian enak, harga bersahabat siap menghangatkan perut seisi rumah kami! Kecuali, saya. Hmmmm
Kembali ketujuan awal kami ke sini, kami berbincang-bincang mengenai perkembangan pembentukan posyandu bersama pak RT dan salah seorang calon kader posyandu. Langkah selanjutnya dari rencana kami adalah mengumpulkan data kongkrit jumlah anak BALITA (bawah lima tahun) yang ada disini. Semoga bisa segera terealisasi! Posyandu sudah sangat dinantikan di kampung ini!

Kami melanjutkan perjalanan berdua, kak Ravi kembali ke posko membawa oleh-oleh nan berduri, penghangat tubuh tadi. berkawankan hangatnya sang mentari kami menuju rumah Pak Dahri,  ketua kelompok tani. Pak Dahri menyambut kami dibawah rumahnya. Sang empunya rumah rupanya tadinya ingin keluar, syukurlah kami datang tepat waktu. Sepertinya sang dewi fortuna sedang berpihak pada kami. Ini kedatangan keempat kami, dan baru kali ini kami berkesempatan bertemu langsung dengan beliau. Beruntung bukan? Hahahaha. Kamipun mulai membahas rencana pembinaan pada petani kakao, dimana kegiatan yang akan diadakan dalam waktu dekat adalah penyuluhan terkait hama dan penyakit kakao. Dan untuk keperluan pembinaan, kami membutuhkan data-data penunjang kelompok tani, pak Dahri dengan senang hati menyiapkan, beberapa hari kedepan, data akan kami jemput.




Sembari bercakap, lagi, si hangat dalam gelas menghampiri, namun kali ini rasanya lebih manis. Hehehe. Tapi ada lagi yang lebih manis. Buah yang ini kali pertama saya melihat dan mencobanya, buah Tarra namanya. Dari luar tampakannya seperti nangka, aromanya seperti buah jambu biji, dan rasanya? Ahh sulit menjelaskannya, intinya, enaaak! Ada yang manis di lidah, adapula yang manis dipandang. Si buah nan merona, buah naga. Panen kitee! Panen di kebun orang! Hahah. Kalau tadi duriannya diskon 50%, yang ini diskon 100% J
........


Tepat waktu yang di tentukan (waktu yang di tunggu-tunggu), kami ke pacore lagi, kali ini berduo karir, girl’s day out hohooo. Rumah pak Dahri jadi sasaran utama kami. Tapiiii, rupanya kami tak seberuntung waktu itu, pak Dahri sedang tidak dirumah. Beralihlah kami ke rumah pak RT, ternyata pak Rtpun tak sedang di rumah. Hmmm kami benar-benar tidak sedang beruntung. Walau begitu kami tetap mencari pak RT, sesuai dengan petunjuk kak Ani, anak pak RT. Kami mencari kerumunan orang, karena katanya pak RT sedang berada ditempat servis alat elektronik keliling. Singgahlah kami di sebuah keramaian, mungkin ini tempatnya, pikir kami. Ternyata eh ternyata, ini bukanlah kerumunan yang kami cari, ini kumpul keluarga orang. Hahaha. Jadilah kami keluarga baru dadakan. wkwkwkwk. Suasana kekeluargaan dalam balutan kehangatan. Makan singkong karamel nan hangat. Pernah makan singkong yang dimasak dengan tuak manis? Kalau belum, ayo ke sini, disini banyak singkong dan banyak tuak dan jika disatupadukan menjadi singkong karamel ala Pacore. Asli enak pake banget banget, rasa tambaaaah. Ada juga pisang goreng hangat yang dimakan pake saos gula merah campur durian. Seeeepppp, surga buat pencinta durian. Tapi karena saya tak suka durian, jadilah makan pisang gorengnya pake saos karamel si singkong tadi. Hhehehe. Berkreasi sendiri.

Walau tujuan awal tak terpenuhi, setidaknya silaturrahminya dapat, pengenalan makanan khas dan budayanya juga dapat. Lalu, masih bisakah saya katakan kalau hari ini kami tidak beruntung. Ahhh rasanya tak pantas berkesimpulan demikian. Allah memberikan apa yang hambanya butuhkan, bukan apa yang dia inginkan. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?. Mungkin itu yang terjadi pada kami hari ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[201116] Menanti kak Hakim~

Pagi-pagi sekali kami bersiap untuk menyambut kedatangan kak Hakim sekeluarga, bersiapnya bukan dandan, melainkan bersiap di dapur, memasak. Pukul 8 bahan makanan telah selesai diolah, siap untuk di masak ketika kak Hakim sekeluarga hendak makan siang. Pukul 9 kak Hakim belum juga datang. Kami memilih keluar, melihat sumber air yang dilihat kak Ravi sore kemarin. Area persawahan kami lalui, ada juga kawasan ternak sapi, cukup luas, sapinya didalam kawasan itu, tidak keluar. Kami sampai di sungai yang dimaksud, jajaran jagung dan pisang menghiasi lahan sepanjang garis sungai. Dan hei, ada warga yang sedang memancing! Ternyata disini lumayan banyak ikan nila, ukurannya beragam, kecil sampai besar. Lumayan banyak? Tapi kok bapak ini tak kunjung mendapat ikan? Apa karena kami disini dan ribut? Ntahlah. Bukankah memancing memang butuh kesabaran? Walau tak cuma dalam memancing sih, kita harus belajar sabar dalam semua hal #selfrimender. Kak hakim dan keluarga datang, kami menghidangkan e...

[221216]

Hari yag ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Kamis, 22 Desember 2016. Hari ini kami memaparkan apa saja program kerja yang akan kami laksanakan selama satu tahun kedepan. Seminar terasa berat lantaran badan tak bisa di ajak kerja sama. Walaupun sudah cukup melegakan lantaran tak sampai pingsan saat seminar sosialisasi berlangsung. Alhamdulillah acara berjalan lancar. Dan kami sangat berterima kasih kepada seluruh pihak yang hadir dan memberi sumbangsih ide maupun dukungan terhadap progra yang akan kami lakukan. Apresiasi tak terhingga kami tujukan pada bapak Nasruddin, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kab Barru. Beliau memberi banyak sekali masukan dan memberi pengertian kepada masyarakat akan keberadaan kami di sini. Kami senang, beliau berkenan hadir langsung, tak mewakilkan kehadirannya. Beliaulah yang menjadi juru bicara kami hari itu, beliau seakan menyampaikan hampir semua yang ingin kami sampaikan. Bapak hebat, bisa baca pikiran kami. Hehehe

[121116]

Pagi-pagi sekali kami telah bersiap, saya bersemangat sekali, tak sabar ingin melunaskan rasa penasaran itu. Dendangan himne guru dan himne fkm menemani perjalanan menyusuri Dusun Bacu-bacu. Ntah kenapa saya menyanyikan lagu itu disepanjang perjalanan. Mendaki dan menurun, kanan kiri lahan pertanian warga, lahan pertanian dengan topografi pegunungan, beraneka ragam sekali isinya. Menyebalkan sekali sebenarnya saat ingin menikmati pemandangan tapi tak bisa karena harus fokus dengan jalan tanjakan atau turunan berkelok. Ahhh! Kami tiba di SD bujung awo, tapi sayang sekali, kepala sekolahnya tak sedang di sana, kami malah bertemu seorang pengawas yang sedang supervisi di sekolah ini. Pengawas ini malah berharap kami memberikan bantuan fisik, banyak sekali maunya dan kami hanya mendenar saja haha. Mungkin seperti ini gambaran kebanyakan orang, jika ada orang baru, orientasinya diberi bantuan fisik. Tak berlama-lama disekolah, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dan yeey, fina...